Partisipasi Massa dalam Perencanaan Struktur Gedung dan Jembatan

by | May 16, 2025 | Ilmu Sipil | 0 comments

Di Indonesia, yang dikenal sebagai salah satu wilayah paling rawan gempa di dunia, merancang gedung dan jembatan yang kokoh adalah keharusan. Salah satu konsep kunci dalam analisis struktur untuk menahan gempa adalah partisipasi massa. Konsep ini membantu insinyur memahami bagaimana massa struktur—seperti beton, baja, atau komponen lainnya—berperan dalam menahan gaya dinamis seperti gempa bumi. Artikel ini dirancang untuk mahasiswa teknik sipil dan praktisi konstruksi yang ingin memahami partisipasi massa secara praktis, tanpa terjebak dalam teori yang terlalu rumit.

Bayangkan Anda sedang merancang gedung bertingkat di Surabaya atau jembatan di Lombok. Gempa bisa mengguncang struktur dengan cara yang tidak terduga. Partisipasi massa memastikan bahwa desain Anda mempertimbangkan semua bagian struktur yang bergerak saat gempa, sehingga aman dan efisien. Mari kita mulai dengan memahami apa itu partisipasi massa dan mengapa ini penting.

 

Apa Itu Partisipasi Massa?

Partisipasi massa mengukur seberapa banyak massa struktur yang terlibat dalam setiap pola getaran (mode getar) saat struktur menghadapi gaya dinamis, seperti gempa. Setiap struktur memiliki pola getaran alami, seperti senar gitar yang beresonansi. Dalam analisis dinamik, setiap mode getar memiliki frekuensi dan bentuk gerakan tertentu, dan partisipasi massa menunjukkan persentase massa yang “ikut bergerak” dalam pola tersebut.

Sebagai contoh, pada gedung bertingkat, mode getar pertama biasanya menggerakkan sebagian besar massa bangunan karena seluruh struktur bergoyang bersama. Mode berikutnya mungkin hanya menggerakkan bagian tertentu, seperti lantai atas. Untuk jembatan, mode getar bisa melibatkan dek, pilar, atau kabel, tergantung desainnya. Menurut [CATI](https://www.cati.com/blog/understanding-mass-participation-factor-results-in-frequency-studies/), partisipasi massa efektif menunjukkan bagaimana pusat gravitasi struktur dipengaruhi oleh setiap mode getar, yang penting untuk desain tahan gempa.

 

Mengapa Partisipasi Massa Penting?

Partisipasi massa adalah fondasi dalam desain struktur tahan gempa. Tanpa memahami konsep ini, insinyur berisiko membuat desain yang terlalu lemah atau terlalu mahal. Standar seperti SNI 1726:2019 di Indonesia dan ASCE 7-16 di Amerika Serikat mensyaratkan bahwa minimal 90% massa struktur dianalisis untuk menangkap respons gempa secara akurat. Jika hanya 70% massa yang dipertimbangkan, ada risiko bahwa bagian penting struktur tidak diperhitungkan, yang bisa menyebabkan keruntuhan.

Sebuah artikel di [SolidWorks](https://blogs.solidworks.com/solidworksblog/2009/05/mass-participation-factor.html) menjelaskan bahwa partisipasi massa membantu insinyur fokus pada mode getar yang paling signifikan, sehingga analisis lebih efisien. Dengan memahami partisipasi massa, insinyur dapat merancang gedung dan jembatan yang tidak hanya aman tetapi juga hemat biaya.

 

Cara Menghitung Partisipasi Massa

Untuk menghitung partisipasi massa, insinyur biasanya menggunakan perangkat lunak seperti ETABS, SAP2000, atau STAAD.Pro. Perangkat lunak ini menganalisis pola getaran struktur dan menghasilkan tabel yang menunjukkan persentase massa yang terlibat dalam setiap mode. Misalnya, sebuah gedung mungkin memiliki 65% massa berpartisipasi dalam mode pertama, 20% dalam mode kedua, dan sisanya dalam mode berikutnya.

Secara matematis, faktor partisipasi massa dihitung dengan rumus:

\[ \Gamma_i = \frac{\phi_i^T M}{\phi_i^T M \phi_i} \]

Di mana:

  • \( \Gamma_i \): Faktor partisipasi massa untuk mode ke-i
  • \( \phi_i \): Vektor bentuk mode (mode shape)
  • \( M \): Matriks massa struktur

Namun, dalam praktik, insinyur tidak perlu menghitung secara manual. Perangkat lunak menghasilkan laporan yang menunjukkan partisipasi massa kumulatif, yang harus mencapai minimal 90% sesuai SNI 1726:2019, seperti yang dibahas di [Kementerian PUPR](https://binamarga.pu.go.id/index.php/peraturan/dokumen/pedoman-persyaratan-umum-perencanaan-jembatan).

Sebuah diskusi di [Eng-Tips](https://www.eng-tips.com/threads/modal-mass-participation-ratio.512875/) mencatat bahwa untuk struktur dengan distribusi massa seragam, mode pertama sering menyumbang sebagian besar massa, tetapi struktur yang lebih kompleks mungkin memerlukan analisis mode tambahan.

 

Aplikasi Partisipasi Massa pada Gedung

Pada gedung bertingkat, partisipasi massa membantu mengidentifikasi gerakan yang berpotensi berbahaya, seperti torsi (putaran) atau getaran lokal di lantai atas. Misalnya, sebuah gedung dengan distribusi massa tidak merata—seperti lantai dengan mesin berat—mungkin memiliki mode getar yang kompleks. Dengan analisis partisipasi massa, insinyur dapat memastikan bahwa semua gerakan ini diperhitungkan.

Sebuah penelitian oleh [Agrahari dan Pathak (2021)](https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1757-899X/1197/1/012044) menunjukkan bahwa partisipasi massa memengaruhi amplifikasi akselerasi seismik pada struktur kerangka beton bertulang (RC frame). Ini penting untuk merancang komponen non-struktural, seperti dinding atau plafon, yang bisa rusak saat gempa. Dalam praktik, insinyur menggunakan data partisipasi massa untuk menentukan jumlah mode getar yang perlu dianalisis, seperti yang dijelaskan di [Reddit r/StructuralEngineering](https://www.reddit.com/r/StructuralEngineering/comments/qsctzb/mass_participation_in_modal_analysis/).

 

Aplikasi Partisipasi Massa pada Jembatan

Jembatan, terutama yang memiliki bentang panjang atau desain kabel, memiliki dinamika yang berbeda dari gedung. Partisipasi massa memastikan bahwa komponen seperti dek, pilar, atau kabel dianalisis dengan benar. Sebagai contoh, jembatan gantung seperti Jembatan Ampera di Palembang memerlukan analisis partisipasi massa untuk memastikan bahwa gaya gempa didistribusikan dengan baik antara kabel dan pilar.

Penelitian oleh [Gao et al. (2021)](https://www.hindawi.com/journals/sv/2021/6664188/) tentang jembatan kabel menunjukkan bahwa partisipasi massa digunakan untuk menentukan penempatan sensor yang optimal, yang membantu memantau respons dinamik jembatan. Dalam desain, data ini membantu insinyur memilih sistem peredam atau pengaku yang tepat.

 

Studi Kasus: Gedung dengan Dinding Geser

Sebuah studi oleh [Shah dan Padia (2022)](https://ascelibrary.org/doi/10.38208/acp.v1.569) menganalisis gedung dengan kembali vertikal (setback) menggunakan metode statis setara dan spektrum respons. Mereka menemukan bahwa posisi dinding geser memengaruhi partisipasi massa. Dengan menempatkan dinding geser secara strategis, partisipasi massa dapat mencapai 90% dengan lebih sedikit mode, membuat analisis lebih efisien.

Tabel berikut menunjukkan rasio partisipasi massa untuk sebuah gedung dengan pelat konvensional, berdasarkan data dari [Universitas Sumatera Utara](https://text-id.123dok.com/document/6qm0knk7y-pemodelan-struktur-kontrol-partisipasi-massa.html):

Mode Periode (s) UX (%) UY (%) SumUX (%) SumUY (%)
1 1.334 69.74 7.16 69.74 7.16
2 1.334 7.16 69.74 76.90 76.90
3 1.183 0 0 76.90 76.90
4 0.393 11.20 0.13 88.10 77.03
5 0.393 0.13 11.20 88.23 88.23
6 0.352 0 0 88.23 88.23
7 0.195 4.77 0.30 93.00 88.53
8 0.195 0.30 4.77 93.30 93.30

Tabel ini menunjukkan bahwa pada mode ke-8, partisipasi massa kumulatif mencapai lebih dari 90%, memenuhi standar SNI 1726:2019. Ini menegaskan pentingnya penempatan dinding geser dalam desain.

 

Studi Kasus: Jembatan Gantung

Sebuah proyek jembatan gantung di Indonesia, seperti Jembatan Suramadu, memerlukan analisis partisipasi massa untuk memastikan keamanan terhadap gempa. Menurut [Yang et al. (2020)](https://www.mdpi.com/2076-3417/10/24/8989), analisis partisipasi massa membantu menentukan distribusi gaya pada kabel dan pilar, yang penting untuk desain peredam. Dalam kasus ini, mode getar yang melibatkan dek dan kabel memiliki partisipasi massa signifikan, sehingga harus dianalisis dengan cermat.

 

Tantangan dalam Menggunakan Partisipasi Massa

Meskipun partisipasi massa adalah alat penting, ada beberapa tantangan:

  • Massa Tidak Merata: Struktur dengan massa tidak seragam, seperti gedung dengan atap berat, memerlukan analisis mode tambahan. [Eng-Tips](https://www.eng-tips.com/threads/mode-shapes-and-mass-participation.442246/) mencatat bahwa struktur dengan superstruktur fleksibel sering kali memiliki partisipasi massa yang kompleks.
  • Jumlah Mode: Menentukan jumlah mode yang cukup untuk mencapai 90% partisipasi massa bisa rumit. [Tekla](https://support.tekla.com/doc/tekla-structural-designer/2024/sei_introductiontoseismic) menyarankan menggunakan metode otomatis untuk memilih mode yang relevan.
  • Kesalahan Pemodelan: Kesalahan seperti mengabaikan massa tertentu atau salah mengatur kekakuan dapat mengganggu hasil. [Bentley Communities](https://communities.bentley.com/products/ram-staad/f/ram-staad-forum/233104/mass-participation-factor) menyoroti bahwa konfigurasi model yang salah sering menyebabkan kegagalan mencapai partisipasi massa yang memadai.

 

Tips Praktis untuk Insinyur

Berikut adalah beberapa tips untuk mengoptimalkan analisis partisipasi massa:

Tips Penjelasan
Gunakan Perangkat Lunak Terkini Pastikan Anda menggunakan versi terbaru ETABS atau SAP2000 untuk analisis yang akurat.
Periksa Distribusi Massa Verifikasi bahwa semua massa, termasuk beban hidup, dimodelkan dengan benar.
Analisis Mode Tambahan Jika partisipasi massa di bawah 90%, tambahkan mode getar hingga memenuhi standar.
Konsultasi dengan Ahli Jika ragu, konsultasikan model Anda dengan insinyur senior atau akademisi.

Tips ini membantu memastikan bahwa analisis Anda sesuai dengan standar dan praktik terbaik.

 

Kesimpulan

Partisipasi massa adalah elemen kunci dalam desain struktur gedung dan jembatan, terutama di wilayah rawan gempa seperti Indonesia. Dengan memahami bagaimana massa struktur berpartisipasi dalam respons dinamik, insinyur dapat menciptakan desain yang aman dan hemat biaya. Standar seperti SNI 1726:2019 menekankan pentingnya mencapai 90% partisipasi massa untuk analisis gempa yang akurat. Melalui studi kasus dan tips praktis, artikel ini menunjukkan bahwa partisipasi massa bukan hanya konsep teoretis, tetapi alat praktis yang dapat diterapkan oleh mahasiswa dan praktisi teknik sipil.

Apakah Anda praktisi, akademisi, atau pelajar di bidang teknik sipil dan konstruksi? Bergabunglah dengan Komunitas Konstruksi Inpetra ID di WhatsApp untuk berdiskusi lebih lanjut dan berbagi pengalaman!

 

Referensi

  1. Agrahari, R. K., & Pathak, K. K. (2021). Comparative Study of Seismic Acceleration Amplification Models for RC Frame Structures. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 1197(1), 012044. Link
  2. Shah, D., & Padia, J. (2022). Seismic Evaluation of RC Building with Vertical Setbacks as per IS1893 (Part 1):2016. Proceedings of the 12th Structural Engineering Convention. Link
  3. Gao, B., et al. (2021). Optimal Three-Dimensional Sensor Placement for Cable-Stayed Bridge. Shock and Vibration, 2021, 6664188. Link
  4. Yang, P., et al. (2020). Damping Estimation of an Eight-Story Steel Building Equipped with Oil Dampers. Applied Sciences, 10(24), 8989. Link
  5. Al-Mashhadani, M. M., et al. (2017). Efficient Mass Participation Ratio of Building with Basement. IOSR Journal of Mechanical and Civil Engineering, 14(1), 59-74. Link
  6. Finkelstein, A. (2019). Understanding Mass Participation Factor Results in Frequency Studies. Computer Aided Technology. Link
  7. SolidWorks. (2009). Mass Participation Factor. SolidWorks Blog. Link
  8. Eng-Tips. (2023). Modal Mass Participation Ratio. Structural Engineering General Discussion. Link
  9. Eng-Tips. (2018). Mode Shapes and Mass Participation. Structural Engineering General Discussion. Link
  10. Tekla. (2024). Introduction to Seismic Analysis. Tekla User Assistance. Link
  11. Bentley Communities. (2023). Mass Participation Factor. RAM STAAD Forum. Link
  12. Kementerian PUPR. (2020). Pedoman Persyaratan Umum Perencanaan Jembatan. Link
  13. Universitas Sumatera Utara. (2022). Pemodelan Struktur Kontrol Partisipasi Massa. Link
  14. ASCE. (2016). Minimum Design Loads and Associated Criteria for Buildings and Other Structures (ASCE 7-16). Link
  15. SNI 1726:2019. (2019). Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung. Link

0 Comments

Submit a Comment

Lihat Juga Artikel Lainnya