Klik Play untuk mendengarkan rangkuman audio dari artikel berikut
[player id=9573]
Abstrak
Geliat startup di bidang konstruksi mulai muncul di Indonesia. Startup seperti RenovAsik, Bildeco, dan Arsitag menawarkan layanan inovatif seperti platform renovasi, one-stop shopping untuk material bangunan, dan pencarian tenaga profesional konstruksi. Meskipun masih tergolong sedikit, startup-startup ini memiliki peluang untuk berkembang dan memperkuat industri konstruksi di Indonesia. Startup Katerra, yang berdiri sejak 2015 dan berbasis di California, menjadi contoh sukses dan mempekerjakan ribuan karyawan. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah pasar yang masih terbilang tradisional dan kurang terbuka pada teknologi baru.
- Kata Kunci: Struktur baja, proyek konstruksi, Indonesia, kekuatan, kekakuan, material, perkembangan industri konstruksi, jenis struktur baja, rangka baja, kolom-balok, kolom-gording, faktor pemilihan, studi kasus.
- Kategori: Ilmu Sipil
Tak terbendung lagi, perkembangan teknologi melesat cepat. Jumlah populasi yang melek teknologi pun terus bertambah besar. Tentu saja, kondisi ini mempengaruhi dunia bisnis di Indonesia. Apalagi perekonomian terus mengalami pertumbuhan. Lalu apa efeknya? Salah satu efeknya, semakin menjamur generasi milenial yang bekerja atau bahkan mendirikan startup company. Bahkan banyak pekerja profesional yang banting setir demi bekerja di startup company.
Geliat Startup di Bidang Industri Konstruksi
Berdasarkan data dari situs Startup Ranking, Indonesia menduduki posisi kelima sebagai negara dengan jumlah startup company terbanyak. Sampai dengan bulan September tahun 2019 ini tercatat ada 2.138 startup yang bersaing di Indonesia. Dari sekian banyak startup company tersebut, bidang e-commerce, fintech dan game masih menjadi bidang yang paling banyak dipilih. Sedangkan salah satu bidang yang jarang dilirik adalah bidang industri konstruksi. Lantas seperti apa geliat startup di bidang konstruksi yang ada di Indonesia?
Jumlah startup di bidang industri konstruksi di Indonesia ibaratnya masih bisa dihitung jari. Salah satu contoh adalah RenovAsik.com. Startup ini merupakan platform digital untuk renovasi rumah dan bangunan yang baru setahun berdiri. Jika awalnya startup ini hanya mendapatkan nilai proyek kisaran ratusan juta rupiah, kini telah tumbuh mencapai nilai puluhan miliar rupiah. Tak muluk-muluk, RenovAsik menargetkan di tahun 2019 dapat menguasai 0,9% dari total potensi pasar di bidang bisnis konstruksi khusus di wilayah Jabodetabek.
Ada lagi startup yang bernama Bildeco. Berbeda dari RenovAsik, Bildeco secara spesifik berdiri sebagai one stop shopping yang menyediakan berbagai kebutuhan material untuk kontraktor jalan, kontraktor bangunan dan juga interior. Tak terbayang jika sekarang bahan bangunan pun bisa diperoleh secara online ‘kan? Bildeco berani mengawalinya.
Lalu ada pula startup Arsitag. Startup ini menawarkan kemudahan untuk menemukan tenaga profesional konstruksi yang berkualitas. Industri konstruksi di Indonesia yang masih terbilang sangat tradisional, tak terorganisir dan kurang transparan diharapkan menjadi lebih baik di era digital ini dengan pencarian pintar yang disodorkan Arsitag melalui filter praktis seperti lokasi, gaya desain dan spesifikasi lainnya.
Sementara itu di belahan dunia lain, tepatnya di California, sebuah startup bernama Katerra tercatat berada di peringkat pertama sebagai startup terbesar di bidang industri konstruksi. Bahkan mereka berencana untuk ekspansi ke Timur Tengah. Di LinkedIn, startup ini masuk dalam daftar startup company terbaik sebagai tempat untuk berkarir. Luar biasa ‘kan?
Sebelum startup bidang industri konstruksi di Indonesia bergeliat, rupanya startup Katerra ini telah berdiri. Didirikan pada tahun 2015, Katerra mengalami perkembangan yang sangat pesat. Startup ini menyediakan layanan mulai dari desain hingga finishing proyek-proyek konstruksi. Tak hanya itu saja, Katerra juga menawarkan kemudahan manajemen pekerja, layanan renovasi hingga penjualan material. Katerra mempekerjakan tak kurang dari 7500 karyawan termasuk para arsitek.
Peluang dan Tantangannya
Peluang startup di bidang industri konstruksi di Indonesia sesungguhnya terbuka lebar lho. Tingkat persaingan bisa dibilang masih sangat longgar. Satu dua startup di bidang konstruksi mulai muncul, namun baru bisa menjaring sedikit dari luasnya pangsa pasar yang ada. Brand yang kuat dengan perkembangan yang signifikan pun belum terlihat.
Tapi tentu saja, tak mudah menembus bidang industri yang satu ini. Seperti halnya bidang industri lain, bidang industri konstruksi memiliki tantangan sendiri. Di bidang industri konstruksi, salah satu tantangannya adalah pandangan skeptis masyarakat luas. Banyak orang berpikir, bagaimana mungkin konstruksi dan teknologi digital bisa digabungkan? Sesuatu hal yang sulit dipahami konsumen biasa.
Selain tantangan pandangan skeptis masyarakat, tantangan dalam membangun startup di bidang industri konstruksi lainnya adalah kemampuan founders dan networking. Founders tak hanya perlu memiliki background yang kuat pada lingkup dunia konstruksi, properti dan arsitektur saja tetapi juga marketing, finance, operation dan HR. Pengetahuan bisnis yang komprehensif ini akan menjadi dasar yang kuat.
Selain itu, founders wajib memiliki mental kepemimpinan yang kuat. Startup company di bidang industri konstruksi di Indonesia belum begitu populer. Masa pasang surut akan datang silih berganti. Mungkin startup company akan booming beberapa saat lalu terjadi pergeseran minat. Founders yang kuat tak akan menyerah menghadapi tantangan ini, tetapi justru memutar otak bagaimana startup company di bidang industri konstruksi bisa bertahan dan semakin dikenal. Inovasi harus terus diciptakan sesuai minat masyarakat.
Sedangkan networking yang luas dibutuhkan mulai dari supplier, asosiasi-asosiasi hingga instansi pemerintah. Contohnya saja startup RenovAsik yang menjalin bekerjasama dengan bluescope Indonesia untuk menyelenggarakan pelatihan skill bagi para mandor. Nantinya para mandor akan memperoleh sertifikasi yang juga merupakan hasil kerjasama dengan kementrian PUPR.
Jika siap menghadapi tantangan-tantangan tersebut, potensi bisnis konstruksi yang besar bakal menjadi peluang yang menggiurkan. Sekedar gambaran, di kawasan Jabodetabek saja potensi bisnis konstruksi mencapai nilai Rp. 161 Triliun. Potensi bisnis di kawasan lain yang sedang berkembang tentu tak jauh berbeda. Tercatat pula tak kurang dari 400.000 unit rumah dibangun setiap tahun di berbagai kawasan di Indonesia. Bisa dibayangkan besarnya peluang yang menunggu untuk digarap ‘kan?
Recent Comments