STADIUM NASIONAL SINGAPURA, KONSTRUKSI DOME TERBESAR DI DUNIA

by | Feb 19, 2020 | Bedah Proyek | 0 comments

Archives

Cari Berdasarkan Kategori

Klik Play untuk mendengarkan rangkuman audio dari artikel berikut

[player id=’9582′]

 

Luas Singapura memang hanya 721,5 Km2, tetapi soal fasilitas olahraga tak bisa diremehkan. Negara tetangga ini punya stadium megah yang tak kalah dengan negara-negara maju. Stadium Nasional Singapura atau Singapore National Stadium dirancang dengan kubah atau dome terbesar di dunia dengan panjang 310 meter dan berat 8.075 metrik ton. Tak hanya digunakan untuk kegiatan olahraga saja, atap yang bisa dibuka tutup membuat stadium ini juga bisa dipakai sebagai venue konser. Bintang-bintang dunia seperti Madonna, Coldplay, Mariah Carey hingga Marron 5 pernah menggelas konser di stadium ini. Hebat ‘kan?

software

Stadium Nasional Singapura (sumber gambar : wikipedia.org)

 

Material ETFE di Atap Stadium

Dome atau kubah Stadium Nasional Singapura tercatat sebagai struktur kubah terbesar di dunia. Bagian atapnya menjadi bagian yang mengundang decak kagum. Atapnya dirancang bisa dibuka tutup hanya dalam waktu 25 menit saja. Fungsinya tak lain untuk melindungi penonton jika terjadi cuaca buruk. Sedangkan bentuk kubah dipilih agar stadium tetap memiliki ventilasi udara yang lancar dan alami.

Bukan kaca atau plastik, bagian atap ini menggunakan material khusus yang disebut ETFE (Ethylene Tetrafluoroethylene). Material ETFE sebenarnya bukanlah material baru. Material ini sudah dipatenkan oleh DuPont pada tahun 1940 tetapi baru dikomersilkan 30 tahun kemudian atau di tahun 1970.

Fisik material ini mirip seperti plastik yaitu transparan dan juga lentur. Bedanya, ETFE lebih ramah lingkungan karena dihasilkan dari proses daur ulang limbah tertentu. Material ini juga dapat didaur ulang tanpa menghasilkan zat yang beracun seperti halnya pada proses daur ulang plastik. Saat didaur ulang, material ETFE ini hanya akan mengalami perubahan bentuk menjadi cairan melalui proses pemanasan. Sangat ramah lingkungan ‘kan?

Bila dibandingkan dengan kaca, material ETFE ini jauh lebih ringan. Bobot material ETFE ini hanyalah 1% dari berat kaca dengan volume yang sama. Karena itu dalam pembebanan, ETFE lebih efektif 100 kali lipat. Material generasi baru ini mampu menghantarkan cahaya lebih banyak dibandingkan kaca. Efeknya, sebuah ruangan akan menjadi lebih terang tanpa menyilaukan.

Berbeda dengan kaca, EFTE tidak memerangkap panas atau mempunyai daya insulator panas yang lebih baik, tidak mudah kotor, tahan terhadap api, dan mempunyai kekuatan yang tinggi. Dengan keunggulan ini, EFTE sangat cocok untuk negara beriklim tropis seperti Singapura.

Keunggulan lainnya, material ini tidak akan mengalami pelapukan atau korosi sehingga mampu bertahan sampai 50 tahun. ETFE juga memiliki bentang yang luas sehingga struktur besi yang digunakan menjadi lebih sedikit. Seperti di Stadium Nasional Singapura, struktur besi menjadi sangat hemat berkat penggunaan material ETFE ini.

Tak hanya menggunakan material EFTE saja, permukaan kubah atau dome juga dilengkapi dengan LED (Light Emitting Diode) yang masif. Ukuran LED yang terpasang tak kurang dari 20.000 m2. Dengan ukuran ini, maka LED di Stadium Nasional Singapura merupakan LED terbesar di dunia.

Teknologi Konstruksi BIM

Pembangunan Stadium Nasional Singapura ini dimulai pada tahun 2010 dan diresmikan pada tahun 2014. Pemerintah Singapura mempercayakan pengembangan mega proyek ini kepada konsorsium pengembang swasta selama 25 tahun dengan skema Build, Operate, and Transfer (BOT). Tak tanggung-tanggung, nilai investasinya mencapai 1,5 miliar dollar AS.

Adapun rancangan arsitektur Stadium Nasional Singapura ini dikerjakan oleh DP Architects dan Arup Sport dengan kontraktor utamanya Dragages Singapore. Sedangkan BIM Solutions Centre mengembangkan strategi BIM (Building Information Modeling) untuk proyek ini.

BIM adalah salah satu revolusi industri 4.0 dalam bidang konstruksi. Berbentuk sistem aplikasi digital, teknologi ini menggabungkan antara desain bangunan dengan informasi teknis atau data. Penggunaan teknologi BIM di Stadium Nasional Singapura membuat tahapan-tahapan pembangunannya berjalan lebih cepat, efektif, efisien dan akurat.

BIM memungkinkan koordinasi antara semua pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan Stadium Nasional Singapura menjadi lebih mudah dan juga efektif. Mulai dari desain stadium, pekerjaan-pekerjaan di lapangan, instalasi listrik dan air di stadium, serta berbagai macam hal lainnya. Koordinasi menjadi lebih mudah dilakukan karena ada server dengan konten satu model BIM. Bahkan sebelum timbul masalah di lapangan, pusat data sudah mengetahuinya.

Dalam proses pembangunan Stadium Nasional Singapura ini dibutuhkan 13.500 ton baja struktural, 250.000 meter kubik beton, 30.000 ton baja rebar, tak kurang dari 26 crane untuk mengangkut dan tentunya ribuan pekerja. Bisa dibayangkan jika proyek ini dijalankan tanpa mengandalkan teknologi konstruksi BIM. Sungguh akan sangat rumit dan pastinya akan memakan waktu yang lebih lama.

Nah, tak hanya menakjubkan dari segi konstruksi saja, Stadium Nasional Singapura ini juga dirancang ramah pengunjung. Stadium ini didesain terhubung langsung dengan sarana transportasi massal sehingga memudahkan siapa saja untuk mencapai stadium. Stadium ini berada tepat di sebelah Stadium MRT Station yang bersimpangan dengan semua jalur MRT Singapura. Halte bus dan taksi juga tersedia di sekitar kompleks stadium. Benar-benar rancangan stadium yang ideal ya.

baca juga bedah proyek

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Lihat Juga Artikel Lainnya