PROF. DR. IR. SEDIJATMO DAN KONSTRUKSI CAKAR AYAM

by | Sep 7, 2020 | Ilmu Sipil | 0 comments

Archives

Cari Berdasarkan Kategori

Klik Play untuk mendengarkan rangkuman audio dari artikel berikut

[player id=’9615′]

 

Dewasa ini dunia konstruksi berkembang dengan sangat cepat. Berbagai penemuan-penemuan diaplikasikan pada proyek-proyek pembangunan. Hal ini berbeda dengan yang dialami 50 tahun lalu. Para ahli konstriksi dituntut untuk membuat terobosan untuk membangun negara, yang kala itu sedang berusaha untuk maju setelah merebut kemerdekaan. Bangunan demi bangunan dengan berbagai ukuran mulai dibangun hingga saat ini banyak anda jumpai jika anda berada di kota-kota besar di Indonesia.

 Prof. Dr. Ir. Sedijatmo

Prof. Dr. Ir. Sedijatmo (Sumber Gambar : Arsip Kompas, properti.kompas.com )

Dalam dunia konstruksi, sebuah bangunan yang baik adalah bangunan yang memiliki pondasi yang kuat. Dengan pondasi yang kuat pastinya usia bangunan akan lebih lama dan kestabilan konstruksi bangunan akan lebih baik. Terkadang anda menjumpai keadaan yang menyulitkan seperti tanah yang terlalu lembek sehingga tidak ideal untuk membangun bangunan diatasnya. Kondisi tanah yang lembek biasanya terdapat di daerah-daerah lembap, atau daerah dengan curah hujan yang tinggi. Biasanya untuk mengatasi hal ini butuh cara yang khusus dan pastinya mahal.

Untuk mengatasi hal ini, anda bisa menggunakan teknik pondasi cakar ayam. Teknik pondasi cakar ayam ditemukan oleh anak bangsa yaitu Prof. Dr. Sedijatmo pada tahun 1961. Saat itu Sedijatmo sedang berkarir di Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai Direktur Konstruksi PLN. Sedijatmo ditugaskan harus mendirikan 7 menara listrik yang bertegangan tinggi di daerah Ancol, Jakarta tepatnya di rawa-rawa. 2 dari 7 menara berhasil didirikan dengan mengaplikasikan teknik pondasi konvensional, sedangkan 5 lagi dipertanyakan nasibnya. Menara tersebut rencananya akan menyakurkan aliran listrik mulai dari daerah Tanjung Priok hingga ke area Gelanggang Olahraga Senayan karena pada tahun 1962 akan diselenggarakan Asian Games.

 Fondasi Cakar Ayam

Tampak Fondasi Cakar Ayam (Sumber Gambar : https://www.dekoruma.com/ )

Hal yang menjadi kendala adalah struktur tanah daerah Ancol yang lembek karena medannya yang berupa rawa-rawa.. Faktganya lapisan yang paling kuat berada pada 25m dibawah permukaan tanah. Cara biasa untuk mengatasi hal ini adalah pondasi tiang harus diberi beton sepanjang 25 m. Namun cara ini memiliki kelemahan yakni disesuaikan dengan bebannya tanpa mempertimbangkan tanah yang lembek. Pada akhirnya bangunan akan mengalami ketidakstabilan dan akan roboh.

Hari demi hari berlalu, tekanan yang dirasakan Sedijatmo semakin tinggi. Beliau berusaha memikirkan bagaimana caranya untuk mendirikan lima menara lainnya diatas tanah yang lembek tersebut.

Namun akhirnya Sedijatmo menemukan sebuah cara yakni mendirikan menara listrik diatas pondasi yang terdiri dari plat beton yang tebalnya 10-12 cm dan dan terhubung satu dengan yang lainnya. Plat beton ini adalah landasan bagi menara listrik. Plat beton akan mengapung diatas tanah lembek. Dibawah plat beton dipasang sejumlah pipa beton yang panjang dan ditanam didalam tanah. Pipa beton ini berdiameter 120 cm dan memiliki tebal 8 cm dengan panjangnya yang berkisar antara 150-250 cm. Pipa beton berfungsi untuk menjaga agar plat beton yang berada diatasnya tetap kokoh, datar dan kaku. Pipa beton dan plat beton ini ditautkan membentuk satu fondasi yang kuat dari rawa yang lembek.

Penemuan pria yang lahir pada tanggal 24 Oktober 1909 ini diberi nama pondasi cakar ayam. Teknik pondasi cakar ayam adalah sebuah metode rekayasa dalam membuat pondasi bangunan. Mengapa dikatakan cakar ayam? Karena bentuknya mirip seperti kaki ayam (pipa-pipa yang membentuk cakar ayam). Teknik ini tidak mahal, tidak memakan waktu mudah dan tidak membutuhkan alat-alat khusus. Teknik cakar ayam bisa diaplikasikan untuk berbagai macam keadaan tanah, dari tanah yang lembek hingga tanah yang keras.

Teknik pondasi cakar ayam juga diaplikasikan dalam proyek pembangunan jalan layang hingga proyek pembangunan jembatan. Namun perlu diketahui untuk mengaplikasikan teknik ini harus diperhatikan besar atau kecilnya pondasi harus disesuaikan dengan bangunan seperti apa yang akan dibangun.

Pondasi cakar ayam merupakan salah satu teknik yang sangat bermanfaat dalam bidang konstruksi karena memiliki berbagai keuntungan atau manfaat seperti:

  • Solusi dalam mendirikan bangunan diatas tanah yang lembek,
  • Tidak perlu sistem drainase dan sambungan kembang kusut. Karena isi pondasinya adalah beton yang padat dan tidak ada celah untuk drainase. Hal ini berbeda dengan teknik pondasi konvensional. Hal ini secara otomatis membuat proses konstruksi lebih hemat material, biaya dan waktu,
  • Cocok untuk wilayah Indonesia karena Indonesia terdiri dari banyak wilayah-wilayah yang memiliki tanah lembek seperti persawahan, daerah rawa, dan pegunungan, serta
  • Bangunan menjadi lebih kokoh sekalipun dibangun ditanah yang kurang stabil.

Namun setiap teknik pasti memiliki kelemahan, tidak terkecuali teknik pondasi cakar ayam. Kelemahan teknik ini adalah:

  • Biaya pengerjaan yang mahal,
  • Tidak cocok untuk diaplikasikan pada bangunan yang kecil berdasarkan segi biaya dan proses pemasangannya, serta
  • Prosesnya yang rumit dapat berpengaruh pada durasi pengerjaan proyek.

Terlepas dari kelemahan-kelemahannya, teknik pondasi cakar ayam sudah banyak diaplikasikan oleh banyak bangunan seperti menara PLN tegangan tinggi, hangar pesawat terbang Jakarta dan Surabaya, runway dan taxi way di Bandara Sukarno-Hatta Jakarta, akses dari Pluit ke Cengkareng, jalan tol Palembang ke Indralaya, dan masih banyak bangunan gedung bertingkat di berbagai kota. Tidak hanya di dalam negeri, teknik pondasi cakar ayam ini sudah mendunia.dan mendapat hak paten internasional di 40 negara seperti negara-negara di Asia (Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Vietnam, India, RRC, Jepang, Korea Selatan) Australia, Eropa (Jerman Barat, Jerman Timur, Inggris, Prancis, Italia, Belgia) hingga Amerika.

Demikian penjelasan singkat mengenai salah satu teknik konstruksi temuan anak bangsa, yakni teknik pondasi cakar ayam. Semoga artikel ini dapat menginspirasi para kaum muda yang ingin berinovasi untuk memajukan negara Indonesia dari segi pembangunan infrastruktur dan membawa perubahan, tidak hanya untuk Indonesia, melainkan juga negara-negara lainnya yang membutuhkan.

 

baca juga ilmu sipil

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

Lihat Juga Artikel Lainnya