Klik Play untuk mendengarkan rangkuman audio dari artikel berikut
[player id=’9589′]
“Saya hanya memiliki tenaga yang digerakkan oleh cita-cita dan mimpi”. Anda familiar dengan Ciputra Group? Kalimat tersebut merupakan salah satu quote yang berasal dari sosok pendiri Ciputra Group, bapak Ir. Ciputra. Ciputra terkenal sebagai dan seorang filantropis yang sukses. Namun siapa yang menyangka, dibalik kesuksesan pria berusia 88 tahun ini, terdapat kisah inspiratif perjuangan ayah dari 4 anak ini yang membuatnya menjadi sosok yang kisahnya patut dijadikan pembelajaran dan menjadi pegangan para kaula muda. Lalu seperti apa kisahnya?
Tjie Tjin Hoan adalah nama asli Ciputra. Sosok yang juga sering dipanggil pak Ci ini lahir di desa Bumbulan, Parigi, Sulawesi Tengah pada tanggal 24 Agustus tahun 1931 silam. Anak ke 3 dari pasangan Tjie Sim Poe dan Lie Eng Nio ini sejak kecil selalu membantu orang tuanya, yang merupakan pedagang kecil, berdangan kelontong di desanya. Terlahir dari keluarga yang sederhana, Ciputra secara langsung ditanam dan dididik untuk terbiasa bekerja keras untuk menghidupi keluarganya.
Kisah perjuangan Ciputra semakin hari semakin berat, sebab pada usianya yang ke 12 tahun ia kehilangan ayahnya yang meninggal ditahan oleh tentara jepang karena tuduhan palsu yakni dianggap sebagai mata-mata belanda. Sejak saat itu ayahnya tidak pernah kembali. Terpukul karena kehilangan sosok ayah tidak membuat Ciputra berhenti bekerja membantu ibunya menghidupi keluarganya. Hal lain yang patut dijadikan contoh adalah beliau tetap menjalankan kewajibannya sebagai anak sekolah, dengan berjalan kaki setiap harinya sepanjang 7 kilometer. Dalam lubuk hainya, beliau tahu bahwa pendidikannyalah yang akan membantunya dikemudian hari.
Karena masa anak-anaknya yang tidak begitu beruntung, anak bungsu dari tiga bersaudara ini memutuskan untuk merantau ke pulau Jawa dengan harapan dapat meraih masa depan yang lebih baik. Setelah tamat dari SMP dan SMA di Manado, beliau memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi sebagai seorang mahasiswa jurusan Arsitektur di Institut Teknologi Bandung (ITB). Meskipun saat itu beliau sangat tertinggal dalam segi usia, namun beliau tidak menganggap itu adalah sebuah hal yang tidak mungkin untuk dicapai.
Sejak menduduki bangku kuliah, khususnya pada semester empat, sosok Ciputra muda mulai mengembangkan bisnis pertamanya sebagai jasa konsultan arsitektur bangunan. Bisnis ini tidak beliau jalani sendirian. Beliau mengajak kedua temannya yang bernama Ismail Sofyan dan Budi Brasali, kemudian menamai bisnis mereka PT Daya Cipta. Sambil berkuliah, Ciputra juga aktif dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini membuatnya secara langsung menjalankan pendidikan formal dan non-formal, didalam dan diluar sekolah.
Prestasi demi prestasi terus dicapai oleh Ciputra. Setelah lulus dengan gelar insinyur, beliau langsung pindah ke Jakarta untuk mencari pengalaman serta mengembangkan bisnisnya. Pada usianya yang ke 24, sosok Ciputra muda menikahi Dian Sumeler. Keduanya kemudian dikaruniai 4 orang anak, yakni Rina, Junita, Cakra dan Candra.
Keputusannya untuk menginjakan kaki dan menjelajah bisnis yang bekiau geluti merupakan keputusan yang tepat dan ternyata memang cocok untuk dirinya. Mengapa? Begitu menapakkan kaki di Jakarta, Ciputra langsung disambut oleh PT Perentjaja Djaja IPD dengan proyek pembangunan pusat perbelanjaan yang terletak di kawasan Senen. Kemudian ia melanjutkan karirnya di perusahaan milik Pemda DKI, tepatnya di Jaya Group hingga ia berusia 65 tahun.
Proyek demi proyek besar datang menghampiri Ciputra. Beberapa diantaranya adalah Taman Impian Jaya Ancol dan Bintaro Jaya. Kedua proyek ini berjalan dengan sangat baik. Tidak berhenti disitu saja, Ciputra, Bersama temannya Sudono Salim, Budi Brasali, Ibrahim Risjad dan Sudwikatmono kemudian mendirikan Metropolitan Group yang terkenal dengan properti bangunan mewah dan elit di Jakarta. Pada waktu yang sama, Ir. Ciptura menjabat sebagai Direktur Utama di Jaya Group dan Metropolitan Group sebagai presiden komisris. Tidak berhenti disitu, beliau terus mengembangkan usahanya dengan mendirikan PT Bumi Serpong Damai pada tahun 1980-an.
Dengan pengalamannya yang matang, beliaupun akhirnya mendirikan group perusahaan yang berdiri dengan nama Ciputra Group yang merupakan kelompok usahanya yang ke-5. Awalnya grup usaha ini berawal dengan nama PT Citra Habitat Indonesia, kemudai diubah menjadi Ciputra Development (CD) dengan Direktur Utama mendiang Ciputra sendiri dan keenam jajaran direksi ditempati oleh anak dan menantunya.
Saat ini Ciputra memiliki saham di lima yakni Grup Jaya, Grup Metropolitan, Grup Pondoh Indah, Grup Bumi Serpong Damai, dan Grup Ciputra. Hal ini membuat beliau dijuluki orang terkaya di Indonesia urutan ke 11 versi majalah Forbes pada tahun 2017. Tidak sampai disitu saja, beliau terus menuai prestasi, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Salah satunya adalah dengan memajukan pendidikan Indoenesia, mengingat pendidikan adalah faktor penting dalam perjalanan hidup dan karirnya hingga saat ini. Hal ini yang menjadi alasan beliau mendirikan Universitas Ciputra.
Ciputra adalah pengusaha legendaris bidang properti yang kisahnya sangat relatable bagi kebanyakan orang. Untuk memulai sesuatu, anda tidak harus memiliki modal yang melimpah. Hal ini telah dibuktikan oleh kisah Ciputra. Berbekalkan pendidikan, keuletan dan kesabarannya dalam menjalani hidup, Beliau mampu mengantongi sejumlah proyek-proyek pembangunan ternama di Indonesia yang sampai hari ini menjadi salah satu proyek besar yang anda temui di sejumlah tempat di Indonesia. Hingga saat-saat terakhir sebelum beliau menutup mata tahun pada bulan November lalu, kisah beliau masih dan diharapkan terus menjadi insipirasi bagi banyak orang khsusunya bagi kaum muda yang mulai merintis karir dalam dunia entrepreneur.
baca juga berita konstruksi
Recent Comments