Klik Play untuk mendengarkan rangkuman audio dari artikel berikut
[player id=’9619′]
Sebuah bangunan secara umum terdiri dari dua bagian, yaitu bagian bangunan atas atau yang disebut superstruktur dan bagian bangunan bawah atau yang disebut substruktur. Secara umum substruktur adalah bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah. Struktur ini meliputi struktur fondasi dan sloof. Struktur fondasi memiliki fungsi utama untuk menyalurkan beban dari superstruktur menuju tanah. Fondasi pun merupakan bagian penting dalam suatu bangunan karena menjadi penentu pertama sebuah bangunan dapat berdiri dengan stabil atau tidak.
Fondasi terdiri dari dua jenis yaitu fondasi dangkal yang dimana memiliki ciri – ciri kedalaman fondasi (D) dari muka tanah kurang atau sama dengan lebar fondasi (B) dan fondasi dalam dengan ciri – ciri kedalaman fondasi (D) dari muka tanah sama atau lebih besar dari lima kali lebar fondasi (B). Pada artikel ini akan khusus membahas fondasi dangkal.
Fondasi dangkal biasanya digunakan untuk bangunan rumah tinggal atau gedung bertingkat biasa (Ordinary Low-Rise Building) karena memiliki berat yang relatif tidak besar. Namun perlu juga diperhatikan bahwa dalam memilih fondasi dangkal juga harus memperhatikan kekuatan struktur tanah yang ada pada lokasi bangunan tersebut.
Dalam memasang fondasi dangkal ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu:
- Letak dasar fondasi apakah berada di atas tanah organik / mengandung humus / terdapat sisa – sia tumbuhan,
- Seberapa dalam tanah urug (sanitary land fill) atau tanah lunak semula,
- Seberapa dalam tanah yang memiliki sifat kembang – susut atau retak – retak,
- Dimana keberadaan muka air tanah, serta
- Dimana dan seberapa dalam fondasi bangunan eksisting.
Di Indonesia sendiri biasanya untuk kedalaman fondasi dangkal memiliki variasi dari 0,6 meter hingga 3,0 meter dari permukaan tanah.
Jenis – jenis fondasi dangkal yang akan dibahas pada kesempatan ini akan menjabarkan 4 jenis fondasi dangkal berdasarkan bentuknya, yaitu :
Fondasi menerus ( Continuous Footing)
Fondasi menerus biasa nya digunakan untuk rumah tinggal satu lantai yg dimana beban dari bangunan atas nya tidak besar. Fondasi ini dipasang menerus sepanjang dinding serta mengikat kolom – kolom yang berdekatan. Bentuk dari fondasi ini secara umum berbentuk trapesium namum tak jarang juga ditemui dalam bentuk persegi.
Fondasi ini biasanya dipakai pada kedalaman 0,80 m – 1,20 m dari permukaan tanah. Jenis fondasi ini dibuat dengan pasangan batu kali dengan specimen 1 semen : 5 pasir. Pada kasus-kasus tertentu dimana tanah memiliki daya dukung yang rendah atau lembek, fondasi menerus menggunakan kombinasi beton bertulang dan pasangan batu kali. Pada fondasi menerus ini beban dari bangunan atas (superstruktur) disalurkan pada sloof kemudian disalurkan ke fondasi dan disalurkan ke tanah.
Keuntungan dari fondasi menerus adalah adanya distribusi beban merata yang diterima tanah dibawah fondasi dengan catatan fondasi berada di atas tanah dengan daya dukung yg cukup sedangkan kelemahan dari jenis ini adalah biaya pengerjaan yang lumayan mahal terutama daerah dengan sulit batu kali serta pengerjaan yang membutuhkan waktu tidak sedikit.
Fondasi telapak atau setempat (Individual Footing)
Fondasi telapak atau setempat merupakan fondasi yang lebih sering digunakan pada bangunan bertingkat. Fondasi ini memiliki dasar yang lebih dalam dari pada fondasi menerus, berada pada kedalaman 1,20 m – 3,00 m. Secara umum material utama dari fondasi ini adalah beton bertulang dengan berbagai bentuk seperti persegi, persegi panjang, dan terkadang lingkaran (fondasi sumuran).
Prinsip kerja dari fondasi ini dimulai dari seluruh beban pada bangunan atas disalurkan ke kolom dan dari kolom disalurkan ke fondasi telapak. Beban yang bekerja pada sloof dan sloof itu sendiri juga disalurkan ke kolom dan dilanjutkan ke fondasi telapak. Namun tak jarang di lapangan akan ditemui kasus dimana fondasi telapak akan dikombinasikan juga dengan fondasi menerus.
Keuntungan dari fondasi ini adalah pengerjaan yang cukup mudah dan waktu yang tidak lama namun di sisi lain penggunaan fondasi telapak memiliki resiko yang lebih besar dari pada fondasi menerus sehingga dibutuhkan ketelitian dan kemampuan dalam pengerjaannya.
Fondasi gabungan (Combined Footing)
Fondasi gabungan merupakan fondasi telapak yang digabungkan dengan fondasi telpak lainnya sehingga dalam satu fondasi bisa terdapat lebih dari satu kolom. Fondasi ini didesain jika dalam suatu perencanaan terkendala oleh kesediaan lahan yang ada sehingga dengan menggabungkan dua atau lebih kolom dalam satu fondasi akan menghasilkan kekakuan yang mencukupi.
Fondasi rakit atau pelat (Mat Foundation / Raft Footing)
Fondasi rakit atau pelat adalah fondasi yang didesain seperti pelat beton yang berbentuk rakit melebar keseluruh bagian dasar bangunan. Fondasi ini dapat dimanfaatkan sebagai ruang basement di bawah tanah untuk keperluan gudang, ruang mesin, atau tempat parkir. Dalam beberapa kasus fondasi ini juga dirangkai menjadi satu dengan dinding beton sebagai turap penahan tanah di sekitar bangunan.
Pada praktek di lapangan juga akan ditemui fondasi rakit ini akan ditopang oleh fondasi dalam untuk mendapatkan gaya friksi lebih jika fondasi ini berada di bawah muka air tanah sehingga perlawan untuk gaya uplift yang didapat semakin besar.
baca juga ilmu sipil
Recent Comments