Klik Play untuk mendengarkan rangkuman audio dari artikel berikut
[player id=’9598′]
Jika anda berkecimpung dalam dunia konstruksi dan mengikuti update trend dalam dunia konstruksi, pasti anda tidak asing dengan berita proyek konstruksi gedung pencakar langit dunia. Gedung pencakar langit belakangan ini sedang menjadi trend yang menampilkan ciri khas sebuah kota dalam suatu negara. Oleh sebab itu tidak heran jika banyak negara yang berlomba-lomba menciptakan gedung pencakar langit. Namun pada dasarnya hanya kota yang sangat besar dengan sumber daya yang memadai yang dapat membangun dan mensuport bangunan yang sangat tinggi.
Pencakar langit merupakan bangunan bertingkat yang sangat tinggi dan mulai digunakan Namanya (skyscraper) pada tahun 1880-an, tak lama setelah gedung pencakar langit pertama dibangun di Amerika Serikat. Pada awalnya, gedung pencakar langit memiliki standar yakni bangunan yang memiliki 10 hingga 20 lantai. Namun tetapi pada akhir abad ke-20 standar tersebut berubah menjadi 40 atau 50 lantai. Tak lama kemudian karena meningkatnya kepadatan populasi di daerah perkotaan dan meningkatnya kebutuhan akan bangunan, gedung pencakar langit, yang awalnya merupakan bentuk arsitektur komersial, kini banyak digunakan untuk keperluan perumahan, pusat perbelanjaan dan lain-lain.
Pembangunan gedung pencakar langit juga bisa dijadikan tempat berkunjung bagi para wisatawan. Saat ini posisi gedung pencakar langit yang tertinggi di dunia masih di duduki oleh Burj Khalifa yang berlokasi di Dubai. Namun, bangunan yang sebelumnya diberi nama Burj Dubai ini dikabarkan sebentar lagi akan digeser dari posisinya saat ini sebagai bangunan tertinggi di dunia oleh sebuah bangunan gedung pencakar langit yang baru akan diresmikan pada tahun 2020 nanti, yakni Jeddah Tower, yang berlokasi di Saudi Arabia.
Terletak di dekat Laut Merah fondasi sedalam 200 kaki, Jeddah Tower atau Kingdom Tower dikabarkan akan menjadi gedung pencakar langit terbesar di dunia, dengan tinggi 3.280 kaki. Bangunan ini merupakan bagian utama dalam tahap konstruksi negara berkembang Jeddah, Arab Saudi. Jeddah Tower diperkirakan lebih tinggi 568 kaki dari gedung tertinggi di dunia saat ini yakni Burj Khalifa dengan tinggi 2.722 kaki.
Seperti halnya kebanyakan gedung pencakar langit, Jeddah Tower juga dikategorikan sebagai bangunan multifungsi karena didalamnya akan menampung hotel Four Seasons, apartemen Four Seasons, space untuk kantor, kondominium mewah, dan jugat observatorium. Jeddah Tower dikabarkan memiliki 59 elevator, yang meliputi 54 lift single-deck dan lima double-deck, dan 12 eskalator. Pada level 157 dalam bangunan ini, anda akan menemukan teras langit (sky terrace) yang berdiameter hampir 98 kaki yang mengahadap ke Laut Merah. Namun hanya diperuntukan untuk penghuni penthouse. Terkesan sangat mewah, bukan? Lalu siapakah yang menjadi dalang dibalik ‘calon’ gedung tertinggi ini?
Arsitektur Adrian Smith dan Gordon Gill atau yang lebih akrab disapa AS + GG adalah dua orang jenius yang berperan dalam dalang di balik gedung pencakar langit senilai 1,5 miliar dollar ini (20,5 triliun). Fakta yang beredar, pada awalnya bangunan ini direncanakan untuk memiliki ketinggan 1,6 km. Namun sayangnya kondisi geografis yang tidak memungkinkan membuat gedung ini hanya mencapai ketinggian 1 km. Smith, salah satu mitranya, juga bertanggung jawab atas proyek pembangunan Burj Khalifa saat bekerja untuk Skidmore, Owings & Merrill. “Visi kami untuk Kingdom Tower (Jeddah Tower) adalah menjadikannya salah satu semangat baru Arab Saudi,” ungkap Smith, yang berpengalaman dalam mendesain menara supertall di SOM juga seperti Menara Jin Mao di Shanghai, Pusat Keuangan Nanjing Greenland di Nanjing, Cina, Trump International Hotel & Tower di Chicago dan Menara Pearl River, sekarang dalam tahap akhir konstruksi di Guangzhou, Cina.
Menara ini juga merupakan bentuk evolusi dan penyempurnaan dari kontinum arsitektur desain gedung pencakar langit. Hasilnya adalah desain yang elegan, hemat biaya, dan sangat konstruktif yang sekaligus didasarkan pada budaya Saudi Arabia dan pastinya meminimalkan konsumsi energi dengan mengurangi beban termal, sehingga lebih ramah lingkungan.
Dalam prosesnya, bangunan yang dikabarkan akan resmi dibuka pada tahun 2020 ini sempat mengalami penundaan. Ada berbagai keterlambatan sejak konstruksi dimulai pada 2013. Sejak November 2017, dua supporter paling menonjol dari proyek ini yakni Pangeran Al-Waleed bin Talal Arab Saudi, seorang investor dan pengusaha yang produktif, dan Bakr Bin Laden, ketua perusahaan konstruksi Menara Jeddah Kelompok Bin Laden, terjebak kasus pembersihan anti-korupsi kerajaan, yang membuat ratusan orang ditanyai tentang tuduhan korupsi. Namun pihak Jeddah Economic Company mengkonfirmasi bahwa proyek tersebut tetap akan selesai pada tahun 2020. “Pada 2020 anda dapat melihat Menara tersebut (Jeddah Tower yang didalamnya terdapat pusat perbelanjaan, dan masih banyak proyek lainnya,” kata Mounib Hammoud, CEO Jeddah Economic Company.
Konstruksi Menara Jeddah cocok dengan Saudi Vision 2030, yakni sebuah rencana pemerintah yang bertujuan untuk mendiversifikasi ekonomi di Saudi Arabia dan mengurangi ketergantungannya pada minyak dan lebih berfokus kepada proyek yang ramah lingkungan.
baca juga bedah proyek
Recent Comments