Klik Play untuk mendengarkan rangkuman audio dari artikel berikut
[player id=’9675′]
Bagi Anda yang suka berpergian dan ingin mengunjungi provinsi Madura, kini Anda tidak perlu khawatir lagi mengenai sarana transportasi dan rute yang harus ditempuh kesana. Jika Anda bertempat tinggal di Surabaya atau Madura dan sekitarnya, Anda pasti familiar dengan jembatan Suramadu. Seperti yang kita ketahui sekarang ini terdapat jembatan terpanjang di Indpnesia yang menghubungkan Surabaya ke Madura, oleh karena itu jembatan ini dikenal dengan nama Suramadu.
Jembatan Nasional Suramadu adalah jembatan yang melintasi Selat Madura, menghubungkan Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan tepatnya Kamal timur). Jembatan ini dibangun oleh perusahaan konstruksi Indonesia PT Adhi Karya (Persero) dan Waskita Karya bekerja sama dengan China Road and Bridge Corporation dan China Harbour Engineering Company Ltd. (“Suramadu” adalah portmanteau dari “Surabaya” dan “Madura”.)
Memiliki panjang 5.438 m, jembatan ini menjadi jembatan terpanjang di Indonesia saat ini. Pada awal pembangunan jembatan ini diresmikan oleh Presiden Megawati Sukarnoputri pada tanggal 20 Agustus 2003 dan pembukaannya diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 10 Juni 2009.
Jembatan ini dibangun dalam rangka mengembangkan struktur perekonomian Pulau Madura yang relatif rendah dibandingkan daerah lain di Jawa Timur. Jembatan induk terdiri dari tiga bagian yaitu dua bentang sisi sepanjang sekitar 192 meter dan satu bentang utama sepanjang 434 meter.
PROSES PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU
Awal pencetus ide pembuatan jembatan ini adalah pada tahun 1960 dimana Prof .Dr. Sediyatmo mengajukan ide untuk menghubungkan langsung pulau Jawa dan Sumatera. Saat itu beliau mendapat ide yang bagus dan memulai rekonstruksi jembatan yang dibuat oleh Institut Teknologi Bandung.
Ide dan konsep pembuatan jembatan ini kemudian disampaikan kepada presiden yang saat itu menjabat Soeharto pada Juni 1986. Pada tahun yang sama, pemerintah Indonesia di Bappenas mulai mengusulkan kerjasama dengan perusahaan perdagangan Jepang untuk menjalin proyek kerjasama antara kedua negara. Melihat ide yang dimiliki Indonesia, delegasi Jepang merespon dengan positif dan menerima proyek kerjasama tersebut.
Pembangunan Jembatan Suramadu dimulai pada tahun 2003. Jembatan ini, sesuai dengan rencana, dibangun dengan tujuan untuk menghubungkan Kota Surabaya dan Bangkalan, Madura. Pembangunan Jembatan Suramadu terhadap Surabaya dan Bangkalan menggunakan tiga variabel utama yaitu jumlah penduduk, kegiatan ekonomi, dan lahan yang mengacu pada laporan akhir model dinamika perkotaan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pekerjaan Umum. Pembangunan jembatan ini diharapkan dapat mengurangi celah pembangunan antara Jawa Timur dan Pulau Madura yang selama ini difokuskan di Kota Surabaya. Hal ini terlihat dari tingginya peran investasi yang masuk di Surabaya, sehingga PDRB perkapita di kota tersebut sangat tinggi yaitu sebesar 31,77 juta rupiah pada tahun 2013, melebihi daerah sekitarnya seperti Bangkalan. Selain itu tingkat kemiskinan di wilayah tersebut juga relatif rendah yaitu 6,23% pada tahun 2013.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan tingkat kemiskinan Bangkalan sebesar 24,62%. Angka pengangguran di Surabaya lebih tinggi dari Bangkalan yaitu 5,82%, namun lapangan kerja di Surabaya setidaknya lebih banyak dan memadai, sehingga peluang mereka mendapatkan pekerjaan juga lebih tinggi. Hal inilah yang kemudian mendorong pembangunan Jembatan Suramadu
Dalam pembangunannya, konstruksi jembatan Suramadu menerapkan 3 bagian, yaitu causeway, approach bridge dan main bridge. Total panjang jembatan adalah 5.438m dengan perincian sebagai berikut: Panjang Causeway sisi Surabaya 1.458 m, dan sisi Madura 1.818 m. Lalu terdapat approach bridge yang masing-masing panjangnya 672m dan main bridge sepanjang 818 m. Panjang jalan pendekat di sisi Surabaya mencapai 4,35 km dan di sisi Madura 11,50 km. Jembatan utama menggunakan konstruksi cable stayed yang ditopang oleh menara kembar sepanjang 140 meter. Sedangkan geladak jembatan utama menggunakan konstruksi komposit setebal 2,4 meter. Untuk menampung kapal pesiar yang melintasi Selat Madura, jembatan ini menyediakan ruang bebas sekitar 35 meter di atas permukaan laut. Hal ini menyebabkan rancangan jembatan menjadi lebih sulit dan terhambat serta tentu saja membutuhkan biaya yang lebih besar.
JEMBATAN SURAMADU SAAT INI
Jika berbicara mengenai kondisi jembatan saat ini, jawabannya adalah sangat baik. Bisa dikatakan proyek pembangunan jembatan ini sukses tidak hanya dalam bidang untuk menurunkan tingkat kemiskinan warga setempat, seperti tujuan awalnya. Selain menjadi jembatan pertama yang melintasi Selat Madura, namun jembatan ini juga turut membantu dari segi pariwisata. Jembatan Suramadu juga turut menjadi lokasi acara Festival Suramadu yang diselenggarakan pertama kalinya pada tahun 2017 lalu, loh.
Jembatan ini juga merupakan jembatan tol pertama di Indonesia yang awalnya dipatok dengan harga Rp. 30.000 untuk kendaraan roda empat dan Rp. 3.000 untuk kendaraan roda dua. Namun berbeda dengan sekarang karena untuk mengakses Pulau Madura lebih mudah dijangkau dan tidak membutuhkan waktu lebih lama, yakni hanya 10 menit saja. Selain itu jembatan ini kerap dijadikan tempat wisata, dan tempat berfoto-foto. Tidak jarang banyak para pengunjung menghampiri jembatan ini dan menyebranginya untuk menyaksikan keindahak kota dari jembatan. Di malam hari, jembatan ini menjadi lebih cantik karena Anda tidak hanya disuguhi cahaya-cahaya indah nan gemerlap yang menghiasi jembatan, tetapi Anda juga bisa melihat cahaya gemerlap dari lampu kota.
Untuk informasi tambahan, berikut kami tambahkan sebuah video yang menunjukan konsep pelaksanaan dari jembatan Suramadu. baca juga bedah proyek
Recent Comments