Klik Play untuk mendengarkan rangkuman audio dari artikel berikut
[player id=’9604′]
Empat tahun sudah proyek kereta cepat Jakarta – Bandung berjalan, terhitung sejak berdirinya PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Proyek yang dikabarkan menghabiskan dana hingga 40 triliun hingga akhir tahun 2019 ini sudah berjalan selama 4 tahun di Indonesia. Sebagai informasi, Kereta Cepat atau High speed rail/HSR) merupakan teknologi baru yang telah dikembangkan pada abad ke-20. Teknologi infrastruktur ini memungkinkan kereta untuk dapat beroperasi dengan kecepatan lebih dari 200 km/jam (125 mil/jam). Pada umumnya kereta dengan kecepatan tinggi beroperasi dengan kecepatan antara 250 km/jam (150 mil/jam) sampai 300 km/jam (180 mil/jam).
Perbedaan kereta cepat dengan kereta regular adalah pada kecepatannya, sesuai Namanya. Teknologi kereta cepat memungkinkan anda untuk menempuh perjalanan ke tempat tujuan dengan waktu yang lebih singkat. Selain itu dapat mengurangi kemacetan dan resiko kecelakaan. Proyek ini sebenarnya sudah direncanakan dan dibahas secara teknis oleh pemerintah pada tahun 2014. Namun realisasinya baru berjalan setahun kemudian yaitu tahun 2015 dengan mempertimbangan rencana pengembangan, dan kajian kelayakan ekonomi. Fakta menarik dari proyek ini adalah tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), melainkan menggunakan skema business to business yang diprakarsai oleh BUMN Indonesia dan China Railway International Co.Ltd.
Fakta lainnya adalah ide proyek kereta cepat di Indonesia bukan merupakan ide baru. Ide ini pernah dibuat sebelumnya pada tahun 2008 dimana pemerintah pernah mengusulkan rencana pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Namun sayangnya terhalang karena kondisi pemerintahan yang berbeda. Proyek kereta cepat dibuat dengan tujuan untuk modernisasi transportasi massal, mempermbudah konektivitas antar kota (dalam hal ini Jakarta dan Bandung) serta pembangunan kawasan. Adapun visi dari proyek kereta cepat antara lain:
- Merupakan salah satu langkah untukmeningkatkan daya saing bangsa,sesuai visi-misi Presiden dalam Nawa Cita,
- Kereta cepat Jakarta – Bandung merupakan bagian dari rencana besar Pemerintah. Kereta cepat dibuat bukan berdasarkan gengsi melainkan berdasarkan visi, yang tidak hanya bicara kondisi hari ini tetapi juga harus menatap jauh ke depan,
- Presiden melihat koridor Jakarta-Bandung memiliki potensi besar dalam pengembangan industri, perdagangan, dan pariwisata,
- Untuk memaksimalkan potensitersebut, perlu difasilitasi dengan infrastruktur transportasi yang memungkinkan mobilisasi manusia dan barang secara optimal,
- Kereta cepat dibutuhkan untuk mendorong modernisasi transportasi massal, konektivitas antar kota, dan pembangunan kawasan, khususnya pada koridor Jakarta–Bandung. Membuka Kawasan disini dapat dimaksudkan dgn membuka akses daerah yang masih terisolasi, seperti desa-desa yang berada di pedalaman sekitaran Jakarta-Bandung. Dengan membuka akses kawasan, akses penduduk setempat untuk mendapat kesempatan kerja dan berwirausaha semakin mudah dan luas,
- Kereta cepat Jakarta – Bandung adalah bentuk modernisasitransportasi massal di Indonesia. Pemerintah ingin menghadirkan transportasi massal yang andal, aman, dan nyaman,
- Sebagai sebuah teknologi, kereta cepat telah diimplementasikan di lebih dari 19 negara di dunia, dimana Tiongkok merupakan negara dengan rel terpanjang di dunia (17.000 kmtelah beroperasi) dalam kurun waktu10 tahun sebagai tulang punggung untuk mendukung pergerakan manusia,
- Kelas kereta cepat Jakarta – Bandung sepanjang 142,3 km telah beroperasipada 2019 nanti, kereta cepat tersebut merupakan kereta cepat pertama di Asia Tenggara dan belahan bumi bagian Selatan.
Lalu, perkembangan proyek ini sudah sampai di tahap mana? Hal ini banyak menjadi pertanyaan masyarakat. Khususnya masyarakat yang menanggapi proyek ini dengan antusias. Proyek konstruksi sepanjang 142,3 kilometer ini dilakukan di berbagai titik dalam rangka mempercepat proses pembangunan. Salah satu contohnya tunnel Walini yang berhasil ditembus pada pertengahan bulan Mei lalu. Selanjutnya konstruksi akan dilakukan pada 12 tunnel lainnya.
Menurut Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Kereta Cepat (high speed rail) Jakarta-Bandung akan beroperasi pada tahun 2021. Menurut progress terakhir, hingga awal November 2019 presentasi progress proyek ini sudah mencapai 38%. Sedangkan posisi pembebasan lahan sudah mencapai 99,06%. 1% sisanya, yaitu sekitar 1,4 km belum terselesaikan , khsuusnya di beberapa titik di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Pembangunan fisik ditargetkan rampung pada akhir 2020, dan pada pertengahan 2021 diharapkan kereta cepat Jakarta-Bandung sudah bisa digunakan oleh masyarakat.
Menurut Chandra Dwiputra yang menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia-China, proses instalasi kereta cepat bsa dijadikan sumber semangat dan solusi transportasi khsusunya untuk masyarakat perkotaan dalam bertransportasi antar kota. Beliau juga optimis akan target pembangunan yang akan mencapai 50% pada akhir tahun 2019 meskipun sebelumnya sempat terjadi penundaan selama beberapa bulan akibat hambatan lahan dan terhalang oleh Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) PLN dan instalasi pipa minyak milik Pertamina.
Menurut Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), Tumiyana, solusi yang dilakukan adalah memindahkan SUTET PLN pertahap agar tidak terjadi pemadaman. Sedangkan untuk menangani masalah Pertamina akan dipindahkan juga dan prosesnya diperkirakan tidak memakan waktu lama karena panjangnya hanya 3 kilometer.
baca juga berita bedah proyek
Recent Comments